Hai teman-teman
masih ingat kan sama tulisan saya sebelumnya ? Nah kali ini, saya akan sedikit
membahas mengenai Kedudukan dan Peran dari Public Relation, langsung saja yuk…!
Yang pertama kita
simak dulu ya mengenai kedudukan Public Relation dalam sebuah perusahaan maupun
organisasi berikut ini :
Kita lihat secara umumnnya ya, Public
Relations itu mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yang sama-sama kita
ketahui yakni berada di antara dua pihak public, baik untuk publik lingkup
internal maupun publik lingkup eksternal. Hal ini mengisyaratkan bahwa
seorang Public Relations sesuai
fungsinya adalah sebagai “penyambung lidah’ perusahaan atau organisasi.
Khususnya dalam hal mengadakan hubungan timbal balik dengan publik yang berada
di dalam dan umumnya dengan publik publik yang berada di luar perusahaan.
Pada sebuah
perusahaan Pimpinan Utama dan public relations seharusnya merupakan satu unit
wadah kerja. Public Relations dan pimpinan utama merupakan “dwi-tunggal” yang
harmonis dalam menggerakkan perusahaannya.
Demikian pula dalam hal menanggapi akibat di tengah-tengah publiknya, public relations menyampaikannya pada Pimpinan Utama perusahaan. Dengan demikian, selain sebagai penyambung lidah perusahaan atau organisasi Public Relations dapat pula dikatakan sebagai “jembatan penghubung” di antara dua macam publiknya, baik internal maupun eksternal.
Demikian pula dalam hal menanggapi akibat di tengah-tengah publiknya, public relations menyampaikannya pada Pimpinan Utama perusahaan. Dengan demikian, selain sebagai penyambung lidah perusahaan atau organisasi Public Relations dapat pula dikatakan sebagai “jembatan penghubung” di antara dua macam publiknya, baik internal maupun eksternal.
Sesuai dengan
fungsinya, kedudukan PR dalam konteks yang ideal dalam suatu perusahaan atau
organisasi, menduduki tempat sebagai konsultan perusahaan atau organisasi
khususnya konsultan dalam hal kegiatan komunikasi manajemen perusahaan.
Dari sedikit
pemaparan diatas, maka ideallah jika kedudukan PR secara organisatoris memang
harus berada sedekat mungkin dengan Pimpinan Utama, di atas bagian-bagian yang
ada dalam perusahaan itu. Kedudukan tersebut diartikan sebagai fungsi menurut
hierarki kerja dalam kaitannya dengan aspek komunikasi sebagai unsur-unsur yang
ada dalam perusahaan, yakni dilihat secar vertikal.(Yulianita, 2007:85)
Namun, pada
perusahaan-perusahaan yang kecil, biasanya tugas PR dipegang langsung oleh
pimpinan sendiri. Misalnya toko-toko kecil, dokter-dokter yang berpraktek sendiri,
konsultan-konsultan, dan perusahaan-perusahaan lainnya yang organisasinya
relatif kecil.
Nah yang kedua, saya
juga akan memaparkan sedikit mengenai peran dari Public Relation itu sendiri,
yuk simak !
Pertama, Communication Tehnician
Pada tahap ini kemampuan jurnalistik dan komunikasi sangat diperlukan. PR diarahkan untuk berperan menulis, menulis news letter, menulis in house journal, menulis news release, menulis feature, dll. Biasanya praktisi dalam peran ini tidak hadir pada saat manajemen menemui kesulitan. Mereka tidak dilibatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah penulisan tools dan mengimplementasikan program. Mereka sebagai "the last to know".
Pada tahap ini kemampuan jurnalistik dan komunikasi sangat diperlukan. PR diarahkan untuk berperan menulis, menulis news letter, menulis in house journal, menulis news release, menulis feature, dll. Biasanya praktisi dalam peran ini tidak hadir pada saat manajemen menemui kesulitan. Mereka tidak dilibatkan dalam manajemen sebagai pengambil keputusan. Peran mereka lebih ke arah penulisan tools dan mengimplementasikan program. Mereka sebagai "the last to know".
Kedua, Expert Prescriber
Didalam tahap praktisi PR sebagai pendefinisi problem, pengembang program dan memeiliki tanggungjawab penuh untuk mengimplementasikannya. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer yang lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ke tangan si "komunikasi" ini sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka yang lainnya.
Didalam tahap praktisi PR sebagai pendefinisi problem, pengembang program dan memeiliki tanggungjawab penuh untuk mengimplementasikannya. Mereka sebagai pihak yang pasif. Manajer yang lainnya menyerahkan tugas komunikasi sepenuhnya ke tangan si "komunikasi" ini sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka yang lainnya.
Ketiga, Communication Facilitator
Lain halnya dengan tahap ini, disini PR sebagai pendengar setia dan broker informasi. Mereka sebagai penghubung, interpreter dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka mengelola two way communicationnya dengan cara membuka rintangan komunikasi yang ada/yang terjadi. Tujuannya dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan informasi, membuat kesepakatan yang melibatkan minat kedua belah pihak. Para pelaku dengan peran ini menempatkan dirinya sebagai sumber informasi dan sebagai kontak antara organisasi dan publiknya.
Lain halnya dengan tahap ini, disini PR sebagai pendengar setia dan broker informasi. Mereka sebagai penghubung, interpreter dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka mengelola two way communicationnya dengan cara membuka rintangan komunikasi yang ada/yang terjadi. Tujuannya dalam hal ini adalah untuk menyediakan kebutuhan dua belah pihak akan informasi, membuat kesepakatan yang melibatkan minat kedua belah pihak. Para pelaku dengan peran ini menempatkan dirinya sebagai sumber informasi dan sebagai kontak antara organisasi dan publiknya.
Keempat, Problem Solving Facilitator
Sedangkan pada tahap terakhir ini mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dalam manajemen stratejik perusahaan. Bergabung dengan konsultan mulai dari awal direncanakan program hingga evaluasinya. Membantu manajemen menerapkan PR sebagai tahapan fungsi manajemen yang sama dengan kegiatan manajemen yang lain.
Sedangkan pada tahap terakhir ini mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dalam manajemen stratejik perusahaan. Bergabung dengan konsultan mulai dari awal direncanakan program hingga evaluasinya. Membantu manajemen menerapkan PR sebagai tahapan fungsi manajemen yang sama dengan kegiatan manajemen yang lain.
PR berfungsi sebagai bagian penting penganalisis situasi,
memiliki peran yang intens dalam pengembangan prosedur, kebijakan, produk dan
aksi perusahaan. Mereka juga memiliki power mengubah sesuatu yang seharusnya
diubah. Mereka harus terlibat dalam segala bentuk perubahan organisasi.
Melalui peran ini mereka menjadi paham spirit setiap
program baik motivasi maupun tujuan program yang harus dilaksanakan,
mereka mensupport perubahan strategis organisasi, keputusan yang sifatnya
taktis dan memiliki komitmen pada perubahan dan mampu menyediakan segala
sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan program.
Baiklah teman-teman
pada pembahasan kali ini dapat disimpulkan bahwa Public Relation memiliki
kedudukan yang strategis dan bahkan memiliki kedudukan yang seharusnya berada
sedekat mungkin dengan pemimpin utama, dan mengenai peran public relations itu
sendiri disini memiliki empat peran yang masing2 memiliki peranan yang sangat
penting.
Referensi :
Soemirat, Soleh.
Ardianto, Elvinaro, Dasar-dasar
Public Relations, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar